Seorang calon mahasiswa jalur PMJK di salah satu PT terkenal di Makassar mengeluh: 'Kok di tes? Dulu-dulunya PMJK itu kan bebas tes. Ini sekarang dites, pakai TPA segala.' Saya yang kebetulan berada di dekatnya nyeletuk. Adik pilih jurusan apa? "Jurusan Bahasa Inggris, kak, jawabnya. Memang kenapa dengan tesnya? "Waduh, susah kak. Mungkin karena belum familiar dengan soal semacam itu. Lagian, saya ini kan pilih Bahasa Inggris, mestinya dites Bahasa Inggrislah"
TPA : Mengukur Potensi Akademik?
Dari namanya kita dapat memahami bahwa tes yang diadakan buat calon mahasiswa tadi adalah untuk mengukur sejauh mana potensi akademik sang calon. Sederhananya, kita mesti memaklumi bahwa tes semacam ini memang perlu. Namun satu hal yang saya kira perlu diluruskan, terutama menyangkut tes penerimaan yang dilaksanakan oleh PT terkenal tersebut yang menggunakan TPA sebagai satu-satunya instrumen yang dipakai untuk menyeleksi calon mahasiswa PMJK tadi. Bagi saya, TPA hanyalah salah satu instrumen. Sebagai contoh calon mahasiswa yang mengeluh tadi; dengan pilihan jurusan Bahasa Inggris; sejatinya calon mahasiswa tersebut perlu (baca: sangat perlu) dites kemampuannya dalam bahasa Inggris, apakah dia punya potensi (baca: bakat) bahasa atau tidak.
Persoalan lain yang dikeluhkan oleh calon mahasiswa tadi adalah kurang atau tidak familiarnya tes TPA itu buat mereka. Saya kira ini tidak mengada-ada. Calon mahasiswa, terutama yang berasal dari luar kota, boleh jadi memang belum pernah melihat tes semacam ini. Semua tahu bahwa tes TPA sangat "Strict" soal waktu. Mereka yang belum pernah mengerjakan soal semacam ini akan panik bila menghadapi tes ini untuk pertama kalinya.
TES TERPADU
Saya kira yang lebih tepat dilakukan pada seleksi mahasiswa baru adalah tes terpadu seperti tahun-tahun sebelumnya. Tanpa perlu berkomentar lebih panjang lagi tentang landasan teoretis dan lain-lain, saya meyakini tes ini lebih afdal ketimbang TPA tok.........
Wassalam...................